- Kalimat YaIllahi melambangkan bahwa setiap gerak dan perjuangan Banser dijiwai dengan ketaqwaan serta mengikuti segala perintah Allah SWT
- Logo Gerakan Pemuda Ansor melambangkan kesatupaduan langkah Banser yang tidak bisa dilepaskan dari organisasi induknya yakni GP Ansor
- Gambar Burung Ababil, melambangkan kekuatan umat islam yang menjunjung tinggi upaya kesejahteraan dan kemakmuran manusia
- Gambar Pita melambangkan keteguhan Banser dalam membela dan mendorong setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan
- Tulisan NahnuAnsharullah melambangkan sikap Banser yang saling tolong-menolong sesama manusia sebagai hamba Allah SWT
- Warna Merah (sebagai dasar logo) melambangkan keteguhan dalam melaksanakan aqidah dan semangat pantang mundur dalam membela keadilan dan kebenaran
- Warna Kuning melambangkan ketulusan, keikhlasan dan kesucian perjuangan
- Warna Hijau segitiga melambangkan keimanan, keadilan dan kemakmuran
- Warna Hitam melambangkan kesatuan dan persatuan bangsa yang kokohdan kuat
- Segi Lima melambangkan rukun islam lima dan pancasila sebagai dasar negara
- Pisau Komando melambangkan bahwa setiap anggota Banser siap setiap saat melaksanakan tugas organisasi
Pengertian Logo BANSER (Barisan Ansor Serbaguna)
Selasa,01 Diposting oleh Unknown
Pengertian Logo Gerakan Pemuda Ansor
- Segitiga alas berarti tauhid, garis sisi kanan berarti fiqih dan garis sisi kiri berarti tasawuf.Segitiga sama sisi bernakna keseimbangan pelaksanaan ajaran Islam Ahlussunah Waljamaah yang meliputi Iman, Islam dan Ihsan atau Tauhid, Ilmu Fikih dan Ilmu Tasawuf.
- Segitiga sama sisi bernakna keseimbangan pelaksanaan ajaran Islam Ahlussunah Waljamaah yang meliputi Iman, Islam dan Ihsan atau Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqin dan Ilmu Tasawuf.
- Garis Tebal sebelah luar dan tipis sebelah dalam pada sisi segitiga berarti keserasian dan keharmonisan hubungan antara pemimpin (garis tebal) yang dipimpin (garis tipis).
- Warna hijau berarti kedamaian, kebenaran dan kesejahteraan.
- Bulan sabit berarti kepemudaan.
- Sembilan bintang,Satu yang berarti sunnah Rasullullah SAW.,Empat bintang disebelah kanan berarti sahabat Nabi ( Khulafaur Rasyidin ),Empat bintang disebelah kiri berarti madzab yang empat (Hanafi,maliki,syafi'i dan Hambali)
- Tiga sinar kebawah berarti pancaran cahaya dasr-dasar agama, yaitu Iman,Islam dan Ihsan yang terhujam dalam jiwa dan hati.
- Lima sinar keatas berarti manifestasi pelaksanaan terhadap rukun Islam yang lima, khususnya shalat lima waktu.
- Jumlah sinar yang kedelapan berarti juga pancaran semangat juang dari delapan Ashabul Kahfi dalam menegakkan hak dan keadilan, menentang kebatilan dan kedzaliman serta pengembangan agama Allah kedelapan penjuruy mata angin.
- Tulisan ANSOR ( Huruf besar ditulis tebal ) berarti ketegasan sikap dan pendirian.
Siwak Pembawa Keridhoan Allah SWT
Rabu,25 Diposting oleh Unknown
قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ.
(صحيح البخاري)
عَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قَالَ :كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ، يَشُوصُ فَاهُ
بِالسِّوَاكِ.
(صحيح البخاري)Sabda Rasulullah SAW: “Siwak adalah pensuci mulut dan pembawa keridhoan Allah” (shahih Bukhari)
Dari Hudzaifah ra berkata: “Bahwa Nabi SAW jika bangun dari malam hari, membersihkan mulutnya dengan siwak” (shahih Bukhari).
Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ
قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Melimpahkan kepada kita rahasia keluhuran, dan rahasia kebahagiaan,
serta menerbitkan untuk kita rahasia kerajaan terluhur dari segenap
kerajaan yaitu kerajaan sanubari, yang telah difirmankan oleh Allah
subhanahu wata’ala di dalam hadits qudsiy :
مَاوَسِعَنِي أَرْضِيْ وَلاَسَمَائِيْ وَلكِنْ وَسِعَنِيْ قَلْبُ عَبْدِيْ المُؤْمِنِ
“Tidaklah bumi atau langitKu dapat menampung-Ku, tapi hati hamba-Ku yang beriman dapat menampung-Ku”Al Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf
Al Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf, adalah
salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulqadir
bin Abdurrahman Assegaf (tokoh alim dan imam Masjid Jami' Asegaf di
Pasar Kliwon Solo),
berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang
sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan
Ahlaq leluhurnya. Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman
beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari
Hadramaout, Yaman. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan
perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin
Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi).
Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin
Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta
Rosull yang diawali dari Kota Solo. Waktu demi waktu berjalan
mengiringi syiar cinta Rosullnya, tanpa di sadari banyak umat yang
tertarik dan mengikuti majelisnya, hingga saat ini telah ada ribuan
jama'ah yang tergabung dalam Ahbabul Musthofa. Mereka mengikuti dan
mendalami tetang pentingnya Cinta kepada Rosull SAW dalam kehidupan
ini.
Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosull SAW, berdiri sekitar Tahun1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosull SAW, berdiri sekitar Tahun1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Al Habib Abdul Qadir bin Alwy Assegaf
Angin Segar dari Kota Tuban
Auliya’ ini dikenal banyak membawa angin segar bagi umat, terutama
di kota Tuban dan sekitarnya. Para auliya’ di jamannya banyak memuji
dan mengagungkan beliau
Sosok Habib Abdul Qadir dalam kesehariannya dikenal
sebagai pribadi yang ramah tamah, murah senyum dan dermawan. Semua
orang yang mengenalnya, pasti akan mencintainya. Tidak heran bila para
auliya’ di jamannya banyak memuji dan mengagungkan beliau. Salah
satunya, Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas, beliau selalu mengunjungi
semasa hidup mau pun sesudah wafatnya. Wali Kramat dari Empang, Bogor
itu bersyair dengan pujian,”Telah bertiup angin segar dari Kota
Tuban….” Auliya lain yang sering mengunjunginya adalah Habib Ahmad bin
Abdullah Alattas, Pekalongan dan Habib Abdul Qadir bin Quthban.
Habib Abdul Qadir bin Alwy As-Segaf dilahirkan di Seiwun pada tahun
1241 H. Sejak kecil ia telah dididik secara khusus oleh paman beliau,
Habib Abdurrahman bin Ali Assegaf. Oleh sang paman, Habib Abdul Qadir
selalu diajak berziarah ke tempat-tempat yang jauh dari tempat
tinggalnya di Seiwun. Dalam berziarah ke tempat para auliya’, ia pun
pernah menyaksikan kejadian yang menakjubkan hatinya, yakni saat
berziarah ke makam Syaikh Umar Ba Makhramah. Dimana, Habib Abdurrahman
ketika di dalam kubah makam Syaikh Umar Ba Makhramah, tiba-tiba Syaikh
Umar bangun dari kuburnya dan bercakap-cakap dengan Habib Umar. Habib
Abdul Qadir menyaksikan kejadian itu secara yaqadzah (terjaga, bukan
melalui mimpi).
Al Habib Abdulqadir bin Abdurrahman Assegaf
Al Habib Abdulqadir bin Abdurrahman Assegaf, adalah ayahanda Al Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Beliau juga imam besar di Masjid Jami' Assegaf di Pasar Kliwon Solo yang terkenal Ahlaqnya dalam menerima tamu. Beliau berpulang kerahmad Allah Ta'ala pada hari Jum'at, ketika dalam sujud terakhir sebagai imam. Masa hidupnya di isi dengan menjaga kemakmuran masjid Assegaf, tiada waktu tersisa kecuali ibadah dan masjid yang selalu menjadi pemikirannya. Beliau adalah figur seorang ayah yang menjaga keluarganya tetap dalam ridho Allah Ta'ala.
Langganan:
Postingan (Atom)
Gus_Lowo. Diberdayakan oleh Blogger.